Halo selamat datang di kasatmata.co.id. Kasatmata merupakan salah satu media online yang menyajikan berita terpercaya dan terkini di Indonesia. Kami juga memiliki liputan mendalam mengenai peristiwa sejarah dan isu-isu terkini yang membentuk bangsa kita.
Hari ini, kami akan membahas topik penting yang berkaitan dengan sejarah bangsa kita, yakni rumusan Pancasila dalam Piagam Jakarta. Piagam Jakarta merupakan sebuah dokumen sejarah yang sangat penting karena menjadi dasar penyusunan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Namun, tahukah Anda bahwa rumusan Pancasila dalam Piagam Jakarta sempat memicu kontroversi? Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hal ini, mari kita ikuti artikel berikut.
Pendahuluan
Pancasila merupakan dasar negara dan falsafah hidup bangsa Indonesia. Pancasila terdiri dari lima sila yang merupakan pedoman hidup berbangsa dan bernegara. Rumusan Pancasila pertama kali ditetapkan dalam Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945. Namun, rumusan ini kemudian mengalami perubahan pada tanggal 18 Agustus 1945 saat sidang PPKI.
Perubahan tersebut dilakukan karena adanya penolakan dari beberapa kelompok masyarakat, terutama umat Islam. Mereka keberatan dengan sila pertama Piagam Jakarta yang berbunyi “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Penolakan ini didasarkan pada prinsip persatuan dan kesatuan bangsa yang tidak boleh dipisahkan oleh perbedaan agama.
Kontroversi mengenai rumusan Pancasila dalam Piagam Jakarta menjadi salah satu peristiwa penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Kontroversi ini menunjukkan betapa pentingnya toleransi dan kebersamaan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam mengenai rumusan Pancasila dalam Piagam Jakarta, kontroversi yang ditimbulkannya, serta dampaknya terhadap perjalanan bangsa Indonesia.
Rumusan Pancasila dalam Piagam Jakarta
Piagam Jakarta merupakan dokumen yang disusun oleh Panitia Sembilan yang bertugas menyusun dasar negara Indonesia. Piagam Jakarta disahkan pada tanggal 22 Juni 1945. Dalam Piagam Jakarta, terdapat rumusan Pancasila yang terdiri dari lima sila, yaitu:
Sila Pertama
Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
Sila Kedua
Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Sila Ketiga
Persatuan Indonesia.
Sila Keempat
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
Sila Kelima
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kontroversi Rumusan Pancasila Piagam Jakarta
Rumusan Pancasila dalam Piagam Jakarta sempat menuai kontroversi. Kelompok masyarakat, terutama umat Islam, keberatan dengan sila pertama yang mewajibkan menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya. Mereka berpendapat bahwa sila tersebut dapat memecah belah persatuan bangsa karena tidak semua warga negara Indonesia beragama Islam.
Penolakan terhadap sila pertama Piagam Jakarta juga didasarkan pada prinsip negara kesatuan yang tidak boleh dipisahkan oleh perbedaan agama. Negara harus menjadi milik bersama seluruh warga negara, tanpa memandang agama atau keyakinan yang dianut.
Perubahan Rumusan Pancasila
Menanggapi kontroversi yang muncul, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) melakukan sidang pada tanggal 18 Agustus 1945. Dalam sidang tersebut, Panitia Sembilan mengajukan perubahan terhadap sila pertama Piagam Jakarta. Sila pertama diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Perubahan ini diterima oleh seluruh anggota PPKI. Dengan demikian, rumusan Pancasila yang digunakan hingga saat ini adalah rumusan yang telah disepakati pada tanggal 18 Agustus 1945.
Kelebihan Rumusan Pancasila Piagam Jakarta
Meskipun menuai kontroversi, rumusan Pancasila dalam Piagam Jakarta juga memiliki beberapa kelebihan, di antaranya:
1. Menjamin Kebebasan Beragama
Sila pertama Piagam Jakarta menjamin kebebasan beragama bagi seluruh warga negara Indonesia. Setiap warga negara berhak menjalankan agama dan keyakinannya masing-masing.
2. Mengakui Syariat Islam
Sila pertama Piagam Jakarta juga mengakui syariat Islam sebagai pedoman hidup bagi umat Islam. Namun, pengakuan ini tidak berarti bahwa syariat Islam menjadi hukum negara.
3. Menjaga Kerukunan Beragama
Rumusan Pancasila dalam Piagam Jakarta diharapkan dapat menjaga kerukunan beragama di Indonesia. Setiap warga negara harus menghormati dan menghargai perbedaan agama.
Kekurangan Rumusan Pancasila Piagam Jakarta
Selain kelebihan, rumusan Pancasila dalam Piagam Jakarta juga memiliki beberapa kekurangan, di antaranya:
1. Dapat Memecah Belah Persatuan Bangsa
Sila pertama Piagam Jakarta dapat memecah belah persatuan bangsa karena tidak semua warga negara Indonesia beragama Islam. Hal ini dapat menimbulkan kecemburuan dan konflik sosial.
2. Tidak Sesuai dengan Prinsip Negara Kesatuan
Rumusan Pancasila dalam Piagam Jakarta tidak sesuai dengan prinsip negara kesatuan yang tidak boleh dipisahkan oleh perbedaan agama. Negara harus menjadi milik bersama seluruh warga negara, tanpa memandang agama atau keyakinan yang dianut.
3. Bertentangan dengan Hak Asasi Manusia
Sila pertama Piagam Jakarta bertentangan dengan hak asasi manusia, khususnya kebebasan beragama. Setiap warga negara berhak memilih dan menjalankan agama yang dianutnya sendiri.
Tata Urutan dari Rumusan Pancasila Menurut Piagam Jakarta
Urutan | Rumusan Pancasila |
---|---|
1 | Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya |
2 | Kemanusiaan yang adil dan beradab |
3 | Persatuan Indonesia |
4 | Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan |
5 | Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia |
FAQ
1. Mengapa rumusan Pancasila dalam Piagam Jakarta diubah?
Rumusan Pancasila dalam Piagam Jakarta diubah karena memicu kontroversi. Sila pertama yang mewajibkan menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya ditolak oleh sebagian masyarakat, terutama umat Islam.
2. Siapa yang mengubah rumusan Pancasila dalam Piagam Jakarta?
Rumusan Pancasila dalam Piagam Jakarta diubah oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945.
3. Apa perubahan yang dilakukan terhadap rumusan Pancasila dalam Piagam Jakarta?
Perubahan yang dilakukan terhadap rumusan Pancasila dalam Piagam Jakarta adalah mengubah sila pertama menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
4. Mengapa sila pertama Piagam Jakarta diubah?
Sila pertama Piagam Jakarta diubah karena dianggap dapat memecah belah persatuan bangsa dan bertentangan dengan prinsip negara kesatuan.
5. Apa dampak perubahan rumusan Pancasila terhadap bangsa Indonesia?
Perubahan rumusan Pancasila terhadap bangsa Indonesia adalah terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa yang lebih kuat.